Sejarah Kretek
Kretek adalah tumbuhan yang berasal dari Indonesia yang lebih spesifik dari Kepulauan di Maluku ( Bacan, makian, Moti, Ternate, Tidore) . Mulai di perdagangkan keluar dari Indonesia ke Tiongkok dan India sekitar 500 – 200 SM. Sedangkan tembakau berasal dari Meksiko (Amerika Selatan sejak tahun 1400 -1000 SM sudah mulai di gunakan sebagai pengobatan)
Tembakau dan cengkeh yang di tanam di Indonesia mempunyai cita rasa yang khas. Karena Indonesia terdiri dari iklim tropis dan gunung berapi yang membuat tanah Indonesia menjadi subur sehingga dapat menghasilkan beberapa tembakau dan cengkeh terbaik di dunia.
Dari awal ditemukannya kretek di Indonesia yang awalnya di produksi dari skala kecil hingga saat ini, yang mencerminkan lika liku perkembangan industri kretek di Indonesia.
Awal mula ditemukannya juga secara tidak sengaja, dari tembakau dan cengkeh meskipun tembakau diperkenalkan di Indonesia pada abad ke tujuh belas oleh penjajah Eropa, dan pada akhirnya kretek sendiri pun tidak sengaja di temukan di Indonesia pada abad ke Sembilan belas di Kudus, Jawa tengah oleh Haji Djamari yang awalnya penduduk wilayah Kudus merasakan kesakitan pada bagian dada. Lalu ia mengoleskan minyak cengkih dan akhirnya pun sakitnya mereda. Dan akhirnya Djamari pun melakukan eksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan daun tembakau dan dijadikan rokok pada saat itu.
Kelahiran industri kretek pun pertama kali dijual melalui apotik sebagai obat. Ketika kretek semakin digemari warga Kudus, industrI-industrI rumahan pun bermunculan dan semakin banyak inovasi. Sayangnya tidak lama dari munculnya rokok kretek, Haji Djamari meninggal dunia.
Setelah meninggalnya Haji Djamari, penemuan kretek pun dilanjutkan oleh Nitisemito. Ia menggunakan kertas label yang di beli langsung dari Jepang pada saat itu.
Industri Kretek di Indonesia pada saat ini, merupakan pemberi lapangan pekerjaan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 500 produsen kretek.